Laman

Minggu, 26 Mei 2013

MY SON IS INDRA



K
etika kutulis tulisan ini, anakku yang kedua     
indra Teguh Wrawan baru saja menyelesaikan  semester dua kuliahnya, walaupun ada beberapa nilai yang harus dia perbaiki, namun aku tetap bangga  padanya. aku tak boleh menutup mata, aku harus jujur pada diri sendiri, bahwa ada banyak hal yang bisa  aku pelajari darinya, bagaimana aku harus menata diri agar lebih baik lagi sebagai seorang ibu dan sebagai seorang manusia. Banyak candaannnya, perkataannnya yang mampu membuat aku sadar,  betapa dia kini sudah dewasa. Masih hangat dalam ingatan beberapa percakapan-percakapan antara aku  dengannnya baik keluhannnya, candaannya, ataupun perdebatan tentang suatu hal. 

“ Ma, Mba Indah jangan ditelpon terus, biar dia mandiri dengan kehidupannnya, takutnya nanti mama dikira memantau terus sama mertua, dan suaminya”. Katanya mengingatkan ketika   hampir tiga atau empat kali sehari aku menghubungi Indah kakaknya yang baru menikah dan tinggal dengan  mertuanya. 

“ oh gitu ya a ? “ Aku  balik bertanya.

 “ Tapikan mama bukan memantau, mama rindu a “.Kataku membela diri 

“ Iya....aa ngerti, mama rindu ,tapi kan bisa lain tanggapan mereka ma “ ujarnya dengan sabar

“ Mama....., mama dengerin aja aa ngomong, aa ga minta solusi, aa hanya mau mama jadi pendengar aa”. Katanya dengan lembut pada suatu hari ketika dia menelpn dari tempat kotznya, dan seperti biasa aku selalu menimpali pembicaraannnya dengan keyakinan aku berbuat terbaik untuknya dan ingin membantunya.

 Dan itu ternyata salah. Anakku membutuhkan aku untuk menjadi pendengar, tempat dimana dia bisa berkeluh kesah dengan nyaman, mengungkapkan perasaannnya.  Dan dengan caranya dia  mengingatkan itu , betapa sebagai orang tua aku memiliki kelemahan yang umumnya juga mungkin dimiliki oleh orang tua lainnnya, kurang mampu memiliki keterampilan untuk bisa mendengarkan manakala sang buah hati bicara dan mengungkapkan perasaannnya. Kadang kita langsung memberikan pendapat, atau memarahinya manakala yang dikatakannnya tidak sesuai dengan apa yang ada dalam persepsi kita. kita kurang sabar menjadi pendengar anak- anak kita. Dan itu aku pelajari darinya lewat caranya yang khas





Indra lahir pada tanggal 29 Maret1993. Pada saat itu usiaku memasuki usia tiga puluh satu  tahun , dan Indah berusia empat tahun. Seperti kelahiran pertama, aku  belum berani untuk melahirkan di rumahku  sendiri, aku melahirkan tetap di rumah di mana aku dibesarkan. Di rumah orang tua di Depok. Bedanya Indah dilahirkan di klinik bersalin di Jalan Rambutan, sedangkan Indra dilahirkan di rumah sakit Bakti Yudha, rumah sakit swasta yang ada di Depok. 

Indra lahir dengan suntikan rangsangan untuk mules, karena aku  mengalami pecah ketuban lebih dulu. Aku kaget, ketika akan tidur siang ada bunyi seperti balon pecah, yang kemudian diiringi air hangat keluar dari vagina, aku berteriak kaget. Teriakan yang  membuat mimi , begitu aku  memanggil ibu  datang, disusul ayah dan suami. 

Aku dilarikan ke rumah sakit Bakti Yudha.dan Alhamdulillah tidak berapa lama Indra lahir, walaupun dengan rasa mules yang lebih hebat dibandingkan sewaktu Indah lahir, mungkin rasa mules yang begitu hebat pengaruh dari suntik rangsangan entahlah. 

Masa kecil Indra penuh dipengruhi oleh pola asuh gabungan aku,  ayahnya dan pengasuhnya. Dia diasuh oleh seorang anak laki-laki berusia sekitar lima belasan Ade namanya. Ade mengasuh Indra dengan pola bermain kreaktif begitu  kreatifnya, aku  sampai dibuat pusing setiap pulang mengajar  betapa berantakannnya rumah. Namun ternyata, dengan gabungan tersebut Indra tumbuh menjdi laki laki yang berani, kreatif, namun lembut hati. Senakal-nakalnya dia, namun ketika aku marah dan kunasehati tak pernah keluar sentakan, tak pernah keluar amarahnya, yang ada air mata yang keluar, yang terkadang aku jadi risau





“Aa jangan nangis, kamu laki laki!” Kataku kalau melihatnya menangis.
 Saat ditanyakan perihal dia kadang menangis saat kumarahi pada ponakanku yang sudah dewasa dan mengerti tentang anak remaja,  jawabnya
“ Bagus bule, berarti dia masih memiliki perasaan halus”.
Perasaan halus, ya Indra memiliki perasaan halus, itu terbukti ketika aku berulang tahun, aku tidak mengira, Indra yang gaul, Indra yang kadang membuat hati ini risau akan pergaulannnya, membuat supres  di suatu sore sebelas Oktober dua ribu sepuluh

Sore itu sebelas Oktober dua ribu sepuluh, aku dan suami sedang bercengkrama di ruang tamu.Suami saat itu baru saja pulang dari masjid menunaikan sholat berjamaah. Saat aku dan suami sedang bercengkrama sebuah senandung terdengar.



 “Selamat ulang tahun kami ucapkan“
Senandung itu sangat lirih. Aku tengok asal suara itu, dan betapa kegetnya, ternyata suara itu disenandungkan oleh Indra, sambil tangannnya membawa kue ulang tahun. Dia menghampiriku sambil menyerahkan kue itu. 

“Selamat Ualng Tahun Ma”. Ujarnya 

 Sesaat aku tidak bisa berkata –kata. Namun selanjutnya tangisku  keluar. Aku tak kuasa menahan tangis. Gembira ,haru dan kaget berbaur dalam diri. Saat itulah aku  jadi yakin akan pepatah .

siapa yang menanam akan memetik hasilnya, siapa yang mendidik dengan penuh cinta dia akan menerima kembali cinta itu.

 Dan sore itu  apakah ini  bukti dan  awal dari buah cinta yang aku petik dari cinta yang  aku  tanam, yang aku sebarkan untuknya, lewat pengasuhanku, lewat doa-doa yang aku panjatkan pada-NYA.?,
 dan aku semakin yakin Allah itu begitu dekat dan akan mengabulkan setiap doa hamba-NYA  seperti firmannnya 

“ Dan apabila hamba-hamba- KU bertanya kepadamu tentang AKU , maka (jawablah), bahwasanya AKU dekat. AKU mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-KU ( Al Baqarah [2] : 186)

Kado Terindah

Tiba tiba ada senandung.   "Selamat ulang tahun kami ucapkan" Petang itu
 
Tiba -tiba kau datang dengan kue di tangan yang dihiasi lilin menyala 
Kau persembahkan kue itu sambil berucap. 
" Selamat ulang tahun ma " 
Ada rasa yang sulit terucap saat itu, yang terjadi tangisan kecil yang  mewakili
Anakku..
Mama tahu.......kue  itu penuh cerita
Kue itu kau dapatkan dengan perjuangan 
Perjuangan untuk menyisihkan uang  bekalmu yang tak seberapa banyak uantuk sebuah kue ulang tahun

 
Kue yang mewakili perasaanmu 
Anakku........
Mama bisa merasakan kasihmu 
Mama bisa merasakan cintamu   
Mama bisa merasakan semuanya lewat kue itu 
Dan itu, kado terindah utnuk mama
Kado terindah dari anak laki laki mama
Bukan kuenya.......karena mama tahu kue itu semua orang jg bisa memberikannya
            Tapi cinta dan perhatiaan pada seorang mama dari anak lelakinya
Anak lelakinya yang kadang membuat mama jegkel
Yang kadang membuat mama marah
Yang kadang membuat mama kesal 
Namun nyatanya ada rasa cinta dan sayang yang teramat besar lewat senandung ultah dan sebuah kue
Dan tangis bahagialah jawabannya  
                         

Lewat dunia maya kurangkai Rindu ini pada Indra
Mungkin akulah   orang yang menikmati facebook dengan cara yang lain. Face book kugunakan untuk mengobati rasa rindu pada anak anakku . Juga Indra. Dari facebook pula aku tahu betapa dia mencintaiku 

Suatu ketika aku buka facebook, dan betapa aku bangga dan haru ketika kubaca status status Indra, walaupun kuakui tulisannya sebagian ada  menyalin hasil orang lain seperti Kahlil Gibran. Penulis yang juga kusukai karya-karyanya. Dari tulisan yang dia muat di facebook, terlihat betapa dia mengagungkan  seorang ibu, seorang mama. Lagi-lagi aku disadarkan. 

  Nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ?”



 Dari tulisannnya terlihat ada sesuatu yang sama antara aku  dan dia . Rasa sentimentilnya. Benar kata orang, buah  jatuh tidak jauh dari pohonnya. Aku baca kata demi kata, walaupun tulisannnya agak tidak berarturan, namun mampu menghadirkan rasa haruku.  ternyata dibalik penampilannnya yang agak ngepank, cuek, terselip kelembutan, kerinduan, dan cinta. Dibawah ini aku salin kembali atau tepatnya aku copy tulisannnya yang dia muat di blognya.Blog Yang alamatnya tidak sengaja kutemukan di facebooknya. 


My Mom Is Everything






Dari keJauhan sana kuyakin engkau selalu menyertakan doa untuk hidupku
Kudisini ingin membuatmu bangga tersenyum diselimuti haru yang begitu dala, dan kuyakin semua anak mempunyai satu visi yang sama, meskipun banyak yang tak secara langsung dan khilaf ketika mereka sedang senang bersama pergaulannnya yang sebagian besar diselimuti canda dan tawa hura-hura terkadang juga hawa nafsu ikut terlarut.

Senang rasanya dengan apa yang kita lakukan, membuat mereka bahagia tersenyum dengan perasaan bahagia yang tidak bisa dibeli dengan materi, kuyakin itu


Ya terkadang larangan-laranagan sang mama hanya sepele, tetapi itu menjadi sebuah duri yang kadang membuat kita jengkel  kepada beliau, memang kusadar di dunia ini tak ada seorang mama yang menuruh anaknya berbuat yang tak panatas kita perbuat bukan ?


Bukan main rasanya kebahagian batin ini terasa, kerika seorang anak mewujudkan apa yang diinginkan sang mama. Kuingin merasakan pelukan hangat dengan penuh ketulusan oleh beliau bersamaan tangan yang sudah mengeriput itu menyentuh helai demi helai rambut dari atas kkepala hingga keujung rambut sungguh kebahagian batin yang tak ada bandingnya di dunia ini


Kurindu dengan omelan mama, ketika kuberbuat salah kemudian menasehatiku dengan, mata yang begitu berlinang di matanya menghiasi wajahnya yang tak lama menjadi tetesan air mata yang jatuh dan membasahi wajah beliau yang sudah tak kencang itu atas apa yang kita perbuat, sungguh ku tak tahan melihat mama seperti itu rasanya tak bisa kuibaratkan dengan apa-apa.


Sekarang kujalani hidupku sendiri dan bertempat jauh dari mama. Aku ingin mendengar lagi salah satu dua kata dari sekian banyak yang sering kudengar 

" Aa makan a"
" Kamu sudah sholat ?".  Dengan penuh ketulusan dari beliau. Rindu rasanya perasaan ini yang luar biasa atas semua perhatian dan kasih sayang dari beliu

Depok 03 Oktober 2013

02.11`

Tidak ada komentar:

Posting Komentar