K
|
etika kutulis tulisan ini, anakku
yang kedua
indra Teguh Wrawan baru saja
menyelesaikan semester dua kuliahnya,
walaupun ada beberapa nilai yang harus dia perbaiki, namun aku tetap
bangga padanya. aku tak boleh menutup
mata, aku harus jujur pada diri sendiri, bahwa ada banyak hal yang bisa aku pelajari darinya, bagaimana aku harus menata
diri agar lebih baik lagi sebagai seorang ibu dan sebagai seorang manusia.
Banyak candaannnya, perkataannnya yang mampu membuat aku sadar, betapa dia kini sudah dewasa. Masih hangat
dalam ingatan beberapa percakapan-percakapan antara aku dengannnya baik keluhannnya, candaannya,
ataupun perdebatan tentang suatu hal.
“ Ma, Mba Indah jangan ditelpon
terus, biar dia mandiri dengan kehidupannnya, takutnya nanti mama dikira
memantau terus sama mertua, dan suaminya”. Katanya mengingatkan ketika hampir tiga atau empat kali sehari aku menghubungi
Indah kakaknya yang baru menikah dan tinggal dengan mertuanya.
“ oh gitu ya a ? “ Aku balik bertanya.
“ Tapikan mama bukan memantau, mama rindu a
“.Kataku membela diri
“ Iya....aa ngerti, mama rindu ,tapi
kan bisa lain tanggapan mereka ma “ ujarnya dengan sabar
“ Mama....., mama dengerin aja aa
ngomong, aa ga minta solusi, aa hanya mau mama jadi pendengar aa”. Katanya
dengan lembut pada suatu hari ketika dia menelpn dari tempat kotznya, dan
seperti biasa aku selalu menimpali pembicaraannnya dengan keyakinan aku berbuat
terbaik untuknya dan ingin membantunya.
Dan itu ternyata salah. Anakku membutuhkan aku
untuk menjadi pendengar, tempat dimana dia bisa berkeluh kesah dengan nyaman,
mengungkapkan perasaannnya. Dan dengan
caranya dia mengingatkan itu , betapa
sebagai orang tua aku memiliki kelemahan yang umumnya juga mungkin dimiliki
oleh orang tua lainnnya, kurang mampu memiliki keterampilan untuk bisa
mendengarkan manakala sang buah hati bicara dan mengungkapkan perasaannnya.
Kadang kita langsung memberikan pendapat, atau memarahinya manakala yang
dikatakannnya tidak sesuai dengan apa yang ada dalam persepsi kita. kita kurang
sabar menjadi pendengar anak- anak kita. Dan itu aku pelajari darinya lewat
caranya yang khas
Indra lahir pada tanggal 29
Maret1993. Pada saat itu usiaku memasuki usia tiga puluh satu tahun , dan Indah berusia empat tahun.
Seperti kelahiran pertama, aku belum
berani untuk melahirkan di rumahku sendiri,
aku melahirkan tetap di rumah di mana aku dibesarkan. Di rumah orang tua di
Depok. Bedanya Indah dilahirkan di klinik bersalin di Jalan Rambutan, sedangkan
Indra dilahirkan di rumah sakit Bakti Yudha, rumah sakit swasta yang ada di
Depok.
Indra lahir dengan suntikan rangsangan
untuk mules, karena aku mengalami pecah
ketuban lebih dulu. Aku kaget, ketika akan tidur siang ada bunyi seperti balon
pecah, yang kemudian diiringi air hangat keluar dari vagina, aku berteriak
kaget. Teriakan yang membuat mimi ,
begitu aku memanggil ibu datang, disusul ayah dan suami.
Aku dilarikan ke rumah sakit Bakti
Yudha.dan Alhamdulillah tidak berapa lama Indra lahir, walaupun dengan rasa
mules yang lebih hebat dibandingkan sewaktu Indah lahir, mungkin rasa mules
yang begitu hebat pengaruh dari suntik rangsangan entahlah.
Masa kecil Indra penuh dipengruhi
oleh pola asuh gabungan aku, ayahnya dan
pengasuhnya. Dia diasuh oleh seorang anak laki-laki berusia sekitar lima
belasan Ade namanya. Ade mengasuh Indra dengan pola bermain kreaktif
begitu kreatifnya, aku sampai dibuat pusing setiap pulang
mengajar betapa berantakannnya rumah.
Namun ternyata, dengan gabungan tersebut Indra tumbuh menjdi laki laki yang
berani, kreatif, namun lembut hati. Senakal-nakalnya dia, namun ketika aku
marah dan kunasehati tak pernah keluar sentakan, tak pernah keluar amarahnya,
yang ada air mata yang keluar, yang terkadang aku jadi risau
“Aa jangan nangis, kamu laki laki!”
Kataku kalau melihatnya menangis.
Saat ditanyakan perihal dia kadang menangis
saat kumarahi pada ponakanku yang sudah dewasa dan mengerti tentang anak
remaja, jawabnya
Perasaan halus, ya Indra memiliki
perasaan halus, itu terbukti ketika aku berulang tahun, aku tidak mengira,
Indra yang gaul, Indra yang kadang membuat hati ini risau akan pergaulannnya,
membuat supres di suatu sore sebelas
Oktober dua ribu sepuluh
Sore itu sebelas Oktober dua ribu
sepuluh, aku dan suami sedang bercengkrama di ruang tamu.Suami saat itu baru
saja pulang dari masjid menunaikan sholat berjamaah. Saat aku dan suami sedang
bercengkrama sebuah senandung terdengar.
“Selamat ulang tahun kami ucapkan“
Senandung itu sangat lirih. Aku tengok
asal suara itu, dan betapa kegetnya, ternyata suara itu disenandungkan oleh
Indra, sambil tangannnya membawa kue ulang tahun. Dia menghampiriku sambil
menyerahkan kue itu.
“Selamat Ualng Tahun Ma”. Ujarnya
Sesaat aku tidak bisa berkata –kata. Namun
selanjutnya tangisku keluar. Aku tak
kuasa menahan tangis. Gembira ,haru dan kaget berbaur dalam diri. Saat itulah
aku jadi yakin akan pepatah .
siapa yang menanam akan memetik hasilnya, siapa yang mendidik dengan penuh
cinta dia akan menerima kembali cinta itu.
Dan sore itu apakah ini bukti dan awal dari buah cinta yang aku petik dari cinta
yang aku
tanam, yang aku sebarkan untuknya, lewat pengasuhanku, lewat doa-doa
yang aku panjatkan pada-NYA.?,
dan aku semakin yakin Allah itu begitu dekat
dan akan mengabulkan setiap doa hamba-NYA seperti firmannnya
“ Dan
apabila hamba-hamba- KU bertanya kepadamu tentang AKU , maka (jawablah),
bahwasanya AKU dekat. AKU mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia
memohon kepada-KU ( Al Baqarah [2] : 186)
Tiba
-tiba kau datang dengan kue di tangan yang dihiasi lilin menyala
Kau persembahkan kue itu sambil berucap.
" Selamat ulang tahun ma "
Ada rasa yang sulit terucap saat itu, yang terjadi tangisan
kecil yang mewakili
Kue yang mewakili perasaanmu
Anakku..
Mama tahu.......kue itu penuh cerita
Kue itu kau dapatkan dengan perjuangan
Perjuangan untuk menyisihkan uang bekalmu yang tak seberapa
banyak uantuk sebuah kue ulang tahun
Anakku........
“Nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu
dustakan ?”
Mama bisa merasakan kasihmu
Mama bisa merasakan cintamu
Mama bisa merasakan semuanya lewat kue itu
Dan itu, kado terindah utnuk mama
Kado terindah dari anak laki laki mama
Bukan kuenya.......karena mama tahu kue itu semua orang jg
bisa memberikannya
Tapi cinta dan perhatiaan pada seorang mama dari anak
lelakinya
Anak lelakinya yang kadang membuat mama jegkel
Yang kadang membuat mama marah
Yang kadang membuat mama kesal
Namun nyatanya ada rasa cinta dan sayang yang teramat besar
lewat senandung ultah dan sebuah kue
Dan tangis bahagialah jawabannya
Lewat dunia maya kurangkai
Rindu ini pada Indra
Mungkin akulah orang yang menikmati facebook dengan cara
yang lain. Face book kugunakan untuk mengobati rasa rindu pada anak anakku .
Juga Indra. Dari facebook pula aku tahu betapa dia mencintaiku
Suatu ketika aku buka facebook, dan
betapa aku bangga dan haru ketika kubaca status status Indra, walaupun kuakui
tulisannya sebagian ada menyalin hasil
orang lain seperti Kahlil Gibran. Penulis yang juga kusukai karya-karyanya.
Dari tulisan yang dia muat di facebook, terlihat betapa dia mengagungkan seorang ibu, seorang mama. Lagi-lagi aku disadarkan.
Dari
tulisannnya terlihat ada sesuatu yang sama antara aku dan dia . Rasa sentimentilnya. Benar kata
orang, buah jatuh tidak jauh dari
pohonnya. Aku baca kata demi kata, walaupun tulisannnya agak tidak berarturan,
namun mampu menghadirkan rasa haruku. ternyata
dibalik penampilannnya yang agak ngepank, cuek, terselip kelembutan, kerinduan,
dan cinta. Dibawah ini aku salin kembali atau tepatnya aku copy tulisannnya
yang dia muat di blognya.Blog Yang alamatnya tidak sengaja kutemukan di
facebooknya.
My Mom Is Everything
Dari keJauhan sana kuyakin engkau selalu
menyertakan doa untuk hidupku
Kudisini ingin membuatmu bangga tersenyum diselimuti haru yang begitu dala, dan kuyakin semua anak mempunyai satu visi yang sama, meskipun banyak yang tak secara langsung dan khilaf ketika mereka sedang senang bersama pergaulannnya yang sebagian besar diselimuti canda dan tawa hura-hura terkadang juga hawa nafsu ikut terlarut.
Senang rasanya dengan apa yang kita lakukan, membuat mereka bahagia tersenyum dengan perasaan bahagia yang tidak bisa dibeli dengan materi, kuyakin itu
Ya terkadang larangan-laranagan sang mama hanya sepele, tetapi itu menjadi sebuah duri yang kadang membuat kita jengkel kepada beliau, memang kusadar di dunia ini tak ada seorang mama yang menuruh anaknya berbuat yang tak panatas kita perbuat bukan ?
Bukan main rasanya kebahagian batin ini terasa, kerika seorang anak mewujudkan apa yang diinginkan sang mama. Kuingin merasakan pelukan hangat dengan penuh ketulusan oleh beliau bersamaan tangan yang sudah mengeriput itu menyentuh helai demi helai rambut dari atas kkepala hingga keujung rambut sungguh kebahagian batin yang tak ada bandingnya di dunia ini
Kurindu dengan omelan mama, ketika kuberbuat salah kemudian menasehatiku dengan, mata yang begitu berlinang di matanya menghiasi wajahnya yang tak lama menjadi tetesan air mata yang jatuh dan membasahi wajah beliau yang sudah tak kencang itu atas apa yang kita perbuat, sungguh ku tak tahan melihat mama seperti itu rasanya tak bisa kuibaratkan dengan apa-apa.
Sekarang kujalani hidupku sendiri dan bertempat jauh dari mama. Aku ingin mendengar lagi salah satu dua kata dari sekian banyak yang sering kudengar
" Aa makan a"
" Kamu sudah sholat ?". Dengan penuh ketulusan dari beliau. Rindu rasanya perasaan ini yang luar biasa atas semua perhatian dan kasih sayang dari beliu
Depok 03 Oktober 2013
02.11`
Kudisini ingin membuatmu bangga tersenyum diselimuti haru yang begitu dala, dan kuyakin semua anak mempunyai satu visi yang sama, meskipun banyak yang tak secara langsung dan khilaf ketika mereka sedang senang bersama pergaulannnya yang sebagian besar diselimuti canda dan tawa hura-hura terkadang juga hawa nafsu ikut terlarut.
Senang rasanya dengan apa yang kita lakukan, membuat mereka bahagia tersenyum dengan perasaan bahagia yang tidak bisa dibeli dengan materi, kuyakin itu
Ya terkadang larangan-laranagan sang mama hanya sepele, tetapi itu menjadi sebuah duri yang kadang membuat kita jengkel kepada beliau, memang kusadar di dunia ini tak ada seorang mama yang menuruh anaknya berbuat yang tak panatas kita perbuat bukan ?
Bukan main rasanya kebahagian batin ini terasa, kerika seorang anak mewujudkan apa yang diinginkan sang mama. Kuingin merasakan pelukan hangat dengan penuh ketulusan oleh beliau bersamaan tangan yang sudah mengeriput itu menyentuh helai demi helai rambut dari atas kkepala hingga keujung rambut sungguh kebahagian batin yang tak ada bandingnya di dunia ini
Kurindu dengan omelan mama, ketika kuberbuat salah kemudian menasehatiku dengan, mata yang begitu berlinang di matanya menghiasi wajahnya yang tak lama menjadi tetesan air mata yang jatuh dan membasahi wajah beliau yang sudah tak kencang itu atas apa yang kita perbuat, sungguh ku tak tahan melihat mama seperti itu rasanya tak bisa kuibaratkan dengan apa-apa.
Sekarang kujalani hidupku sendiri dan bertempat jauh dari mama. Aku ingin mendengar lagi salah satu dua kata dari sekian banyak yang sering kudengar
" Aa makan a"
" Kamu sudah sholat ?". Dengan penuh ketulusan dari beliau. Rindu rasanya perasaan ini yang luar biasa atas semua perhatian dan kasih sayang dari beliu
Depok 03 Oktober 2013
02.11`
Tidak ada komentar:
Posting Komentar