Malam itu suasana dirumah
terasa sepi, kulihat jam dinding di kamar menunjukan angka 18.45` Ayahnya anak
–anak sejak sore diajak Pak H Herman untuk menghadiri acara pembukaaan
rumah makan Padang Simpang Raya di
Cibubur. Indra anak keduaku kost di Depok.
Si sulung Indah sudah empat bulan ini, sejak
pernikahannnya tinggal di rumah suaminya di Pondok Labu Jakarta Selatan .
Tinggalah aku dengan Riza.
Riza berkali –kali bertanya
“ Ma kapan ayah pulang”
Dan selalu ku jawab
“ Mama
ga tahu De, kamu sms aja“.
Hp Riza berkali kali bunyi,
dan aku lihat pula dia berkali kali mengetik di hpnya. aku sudah yakin dia
pasti sedang berkomunikasi dengan ayahnya. Sementara Riza sibuk dengan Hpnya
dan aku asyik dengan notebookku, tiba–tiba
listrik mati. Namun Alhamdulilllah kejadian itu tidak lama. aku kembali
melanjutkan mengetik. Namun aku pindah tempat yang tadinya di kamar, beralih ke
ruang tamu tak tega rasanya aku menyendiri di kamar sementara anakku sendirian
di ruang tamu.
Aku sedang asyik mengetik, ketika tiba tiba Riza
datang mengejutkan. Dia menghampiri sambil menyerahkan sebuah kue ulang tahun.
Sesaat aku terpana. Kulihat dia ingin
mengatakan sesuatu, namun hanya mulutnya saja yang komat kamit. Matanya sudah
berair sepertinya ia ingin menangis. Spontan akupun memeluk dan
menciumnya.
Aku
tidak mengira dia akan memberikan suprise. Akhirnya aku jadi mengerti, kenapa
dia selalu bertanya terus tentang ayahnya, pasti sesuatu telah mereka
rencanakan untukku Skenario telah mereka persiapkan.
“Ayo De kita nyalakan berdua
lilin kue ulang tahunnnya”. Kataku
sambil menahan tangis.
Riza yang saat ku berulang
tahun ke 50 genap berusia 15 tahun ini
menyalakan lilin yang berbentuk angka lima puluh tahun. Kemudian, kami nyanyi bersama. Aku tiup lilin itu dengan rasa yang bercampur.
Riza mengabadikan moment
indah itu lewat hpnya. Ya Allah ibu mana
yang tidak bahagia diperlakukan seperti ini, walau sangat sederhana namun penuh
dengan cinta.
“Terima kasih ya Allah
Engkau telah beri hamba hadiah, hadiah
yang sangat indah”.
Kue ulang tahun itu kemudian
kami makan bersama. Terima kasih My Son.
I Love You, engkau telah berikan
kenangan Indah saat mama berusia lima puluh tahun. Usia di mana orang tidak
bisa dikatakan muda lagi.
Selesai acara seromonial itu, aku langsung sms pada Indra dan Indah
“Mba tahu ga ? mama ulang
tahun berdua dede saja, dia memberikan kue ulang tahun pada mama“ kami biasa
memanggil Dede untuk Riza
“Ih so sweet amat Dede ma,
Indah jadi pengen ke situ, selamat ulang tahun ya Ma “ itu jawaban
SMS Indah
Begitu juga Indra, begitu
aku sms, dia menjawab yang nadanya tidak jauh dari kakaknya.
Ya kami memang memiliki
tradisi merayakan ulang tahun secara sederhana. Bila diantara kami ulang tahun
kami merayakannnya cukup dengan keluarga saja. “pesta kecil-kecilan “ demikian
kami menamainya. Kecil-kecilan karena cukup dengan sebuah kue ulang tahun,
beberapa makanan kecil dan minuman, malah pada awalnya, kami tidak memakai kue
ulang tahun dan untuk meniup lilinnnya cukup kami gunakan dua atau tiga lilin
putih yang biasa kami pakai bila listrik mati. Acara dimulai biasanya setelah
magrib. Kami duduk di karpet secara berkeliling. Suami memimpin doanya. Kami
mengamininya
sang adik Riza ikut berpose saat Aa Indra ultah |
saat Indra berulang tahun |
Sederhana sekali, namun
anak-anakku menikmatinya. Biarlah
mereka belajar bahwa dari kesedarhanaanpun kebahagian itu bisa mereka dapatkan.
Cinta kasih bisa lebih terjalin erat. Dan aku berharap kenangan itu akan mereka
simpan dalam memorinya dan akan mereka buka kelak sebagai bukti bahwa mereka lahir
dari lingkungan yang mencintainya, dan akan mereka imbaskan cinta itu kepada
yang lain. Dan aku juga berharap kenangan itu akan menjadikan mereka saling
mengasihi, saling mennghargai dan saling mencintai antar mereka.
Riza pamit untuk tidur.
Kubuka kembali notebook yang tadi aku matikan. Aku mulai mengetik lagi.
Mengetik tentang rasa yang ada di hati. Kuingin mengabadikan kejadian tadi
lewat untaian kata-kata. Maka kubuat puisi sederhana semoga akan dikabarkan
oleh malam kedalam mimpi mimpi anakku yang sudah terlelap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar