Laman

Minggu, 26 Mei 2013

Ulang Tahun yang Hanya Berdua


Malam itu suasana dirumah terasa sepi, kulihat  jam dinding  di kamar menunjukan angka 18.45` Ayahnya anak –anak sejak sore  diajak Pak  H Herman untuk menghadiri acara pembukaaan rumah makan Padang Simpang Raya  di Cibubur. Indra anak keduaku  kost di Depok. Si sulung Indah sudah empat bulan ini, sejak  pernikahannnya tinggal di rumah suaminya di Pondok Labu Jakarta Selatan . Tinggalah aku dengan  Riza.
Riza berkali –kali bertanya “ Ma kapan ayah pulang”
Dan selalu ku jawab  
  “ Mama ga tahu De, kamu sms aja“. 
 
Hp Riza berkali kali bunyi, dan aku lihat pula dia berkali kali mengetik di hpnya. aku sudah yakin dia pasti sedang berkomunikasi dengan ayahnya. Sementara Riza sibuk dengan Hpnya dan aku asyik dengan notebookku, tiba–tiba  listrik mati. Namun Alhamdulilllah kejadian itu tidak lama. aku kembali melanjutkan mengetik. Namun aku pindah tempat yang tadinya di kamar, beralih ke ruang tamu tak tega rasanya aku menyendiri di kamar sementara anakku sendirian di ruang tamu.  

Aku  sedang asyik mengetik, ketika tiba tiba Riza datang mengejutkan. Dia menghampiri sambil menyerahkan sebuah kue ulang tahun. Sesaat aku  terpana. Kulihat dia ingin mengatakan sesuatu, namun hanya mulutnya saja yang komat kamit. Matanya sudah berair sepertinya ia ingin menangis. Spontan akupun memeluk dan menciumnya.  

Aku tidak mengira dia akan memberikan suprise. Akhirnya aku jadi mengerti, kenapa dia selalu bertanya terus tentang ayahnya, pasti sesuatu telah mereka rencanakan untukku Skenario telah mereka persiapkan. 
 
“Ayo De kita nyalakan berdua lilin  kue ulang tahunnnya”. Kataku sambil menahan tangis. 

Riza yang saat ku berulang tahun ke 50 genap berusia 15 tahun ini  menyalakan lilin yang berbentuk angka lima puluh tahun. Kemudian,  kami nyanyi bersama. Aku  tiup lilin itu dengan rasa yang bercampur. 

Riza mengabadikan moment indah itu lewat hpnya. Ya Allah  ibu mana yang tidak bahagia diperlakukan seperti ini, walau sangat sederhana namun penuh dengan cinta. 

“Terima kasih ya Allah Engkau telah beri hamba  hadiah, hadiah yang sangat indah”. 

Kue ulang tahun itu kemudian kami  makan bersama. Terima kasih My Son. I Love You,  engkau telah berikan kenangan Indah saat mama berusia lima puluh tahun. Usia di mana orang tidak bisa dikatakan muda lagi.
 
 Selesai acara seromonial  itu, aku langsung sms pada Indra dan Indah 

“Mba tahu ga ? mama ulang tahun berdua dede saja, dia memberikan kue ulang tahun pada mama“ kami biasa memanggil Dede untuk Riza

“Ih so sweet amat Dede ma, Indah jadi pengen ke situ, selamat ulang tahun ya Ma  “ itu jawaban  SMS Indah 

Begitu juga Indra, begitu aku sms, dia menjawab yang nadanya tidak jauh dari kakaknya. 

Ya kami memang memiliki tradisi merayakan ulang tahun secara sederhana. Bila diantara kami ulang tahun kami merayakannnya cukup dengan keluarga saja. “pesta kecil-kecilan “ demikian kami menamainya. Kecil-kecilan karena cukup dengan sebuah kue ulang tahun, beberapa makanan kecil dan minuman, malah pada awalnya, kami tidak memakai kue ulang tahun dan untuk meniup lilinnnya cukup kami gunakan dua atau tiga lilin putih yang biasa kami pakai bila listrik mati. Acara dimulai biasanya setelah magrib. Kami duduk di karpet secara berkeliling. Suami memimpin doanya. Kami mengamininya

sang adik Riza ikut berpose saat Aa Indra ultah

saat Indra berulang tahun
 
Sederhana sekali, namun anak-anakku   menikmatinya. Biarlah mereka belajar bahwa dari kesedarhanaanpun kebahagian itu bisa mereka dapatkan. Cinta kasih bisa lebih terjalin erat. Dan aku berharap kenangan itu akan mereka simpan dalam memorinya dan akan mereka buka kelak sebagai bukti bahwa mereka lahir dari lingkungan yang mencintainya, dan akan mereka imbaskan cinta itu kepada yang lain. Dan aku juga berharap kenangan itu akan menjadikan mereka saling mengasihi, saling mennghargai dan saling mencintai antar mereka.

Riza pamit untuk tidur. Kubuka kembali notebook yang tadi aku matikan. Aku mulai mengetik lagi. Mengetik tentang rasa yang ada di hati. Kuingin mengabadikan kejadian tadi lewat untaian kata-kata. Maka kubuat puisi sederhana semoga akan dikabarkan oleh malam kedalam mimpi mimpi anakku yang sudah terlelap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar